Manchester City menelan kekalahan mengejutkan 2-0 dari Bayer Leverkusen dalam Liga Champions di Stadion Etihad, yang harus membayar mahal atas kebijakan rotasi berani Pep Guardiola.
Dengan jadwal pertandingan yang padat dan kekalahan hari Sabtu dari Newcastle yang masih terasa, Guardiola melakukan perubahan besar-besaran, meninggalkan Erling Haaland, Gianluigi Donnarumma, dan beberapa pemain pilihan utama lainnya di bangku cadangan. Hanya Nico González yang mempertahankan posisinya dari akhir pekan.
Perjudian itu menjadi bumerang yang spektakuler karena tim Leverkusen yang terkuras habis, kehilangan dua belas pemain dan dipermalukan 7-2 oleh PSG beberapa minggu lalu, menampilkan permainan yang disiplin dan berbahaya untuk mengklaim kemenangan gemilang.
Tim tamu unggul lebih dulu pada menit ke-23. Ibrahim Maza melepaskan umpan silang dari sisi kanan, Christian Kofane dengan cerdik mengecoh lawan, dan Alejandro Grimaldo melesakkan bola ke gawang.
City, meskipun mendominasi penguasaan bola, tampak tak berdaya tanpa Haaland. Tendangan Nathan Aké di awal pertandingan berhasil ditepis oleh mantan kiper Brentford, Mark Flekken, tetapi peluang emas yang tercipta sangat minim.
Guardiola merespons di babak pertama dengan pergantian tiga pemain: Phil Foden, Nico O’Reilly, dan Jérémy Doku, tetapi polanya tetap sama.
Leverkusen menggandakan keunggulan mereka sembilan menit memasuki babak kedua ketika Patrik Schick melompat lebih tinggi dari Aké dan menyundul umpan Maza melewati James Trafford dengan sundulan brilian.
Haaland akhirnya masuk ke lapangan setelah satu jam pertandingan dan hampir memberikan dampak instan, berlari mengejar umpan Foden, namun Flekken mampu menggagalkannya.
City menekan lebih keras di menit-menit akhir, tetapi pemain muda internasional Inggris Jarell Quansah, yang dulunya pemain Liverpool, mengatur pertahanan Leverkusen dengan sangat baik bersama rekan-rekan setimnya.
Upaya Haaland di menit-menit akhir dan tendangan bebas Rayan Cherki tidak membuahkan hasil. Hasil ini mengakhiri rekor tak terkalahkan City di liga musim ini dan membuat harapan mereka untuk finis di delapan besar tampak semakin menipis menjelang laga tandang yang menegangkan ke Real Madrid.
Bagi Guardiola, malam itu menjadi pengingat nyata bahwa skuad terdalam sekalipun dapat terekspos jika terlalu banyak pemain kunci yang diistirahatkan sekaligus.
Sementara itu, Leverkusen merayakan salah satu malam terbaik mereka di Eropa di bawah penerus Xabi Alonso, membuktikan ketangguhan mereka meskipun dilanda krisis cedera.















