Nottingham Forest sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menunjuk Sean Dyche sebagai manajer baru mereka menyusul pemecatan Ange Postecoglou, yang hanya bertahan selama 39 hari, masa jabatan manajer permanen terpendek dalam sejarah Liga Premier.
Pemilik Forest Evangelos Marinakis membuat keputusan untuk memecat Postecoglou hanya 17 menit setelah kekalahan 3-0 dari Chelsea pada hari Sabtu, membuat klub tersebut berada di posisi ke-18 dalam klasemen dengan hanya satu kemenangan dari delapan pertandingan.
Dyche telah muncul sebagai kandidat terdepan untuk mengambil alih di City Ground setelah mengadakan diskusi positif dengan pejabat Forest selama 24 jam terakhir.
Sumber yang dekat dengan negosiasi tersebut mengatakan peluangnya untuk mendapatkan pekerjaan itu telah meningkat secara signifikan selama akhir pekan.
Nama lain yang dipertimbangkan termasuk Roberto Mancini dan Marco Silva, meskipun minat Forest terhadap Mancini telah mendingin, dan klausul pelepasan Silva yang besar bersama Fulham telah terbukti menjadi kendala utama.
Dyche yang berusia 54 tahun, yang memulai karier bermainnya di sistem pemain muda Forest di bawah Brian Clough pada akhir 1980-an, telah menganggur sejak dipecat oleh Everton pada Januari 2025.
Selama hampir dua tahun di Goodison Park, Dyche menangani 75 pertandingan Liga Primer, membimbing Toffees finis di posisi ke-17 dan ke-15 sambil membangun reputasi atas disiplin taktis dan ketahanan.
Sebelum bertugas di Everton, Dyche menghabiskan satu dekade di Burnley, di mana ia dua kali memimpin klub tersebut promosi ke Liga Premier dan bahkan membimbing mereka ke kompetisi Eropa untuk pertama kalinya sejak 1967.
Dikenal karena pendekatannya yang lugas dan organisasi pertahanannya yang terorganisir, gaya Dyche sangat kontras dengan gaya sepak bola ekspansif yang diterapkan Postecoglou di Forest. Banyak yang yakin filosofi pragmatis Dyche dapat menstabilkan tim yang kesulitan menemukan konsistensi dan struktur pertahanan.
Pergolakan manajemen Forest baru-baru ini sungguh luar biasa. Marinakis memulai musim 2025–26 dengan memecat Nuno Espírito Santo setelah hanya tiga pertandingan, dan menggantinya dengan Postecoglou.
Namun, Postecoglou gagal memenangkan satu pertandingan pun, memimpin periode 39 hari yang kacau, yang membuat Forest terpuruk di ambang degradasi. Kepergiannya yang cepat menunjukkan ketidakstabilan klub yang semakin meningkat, dengan tiga pergantian manajer terjadi dalam waktu kurang dari dua bulan.